Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution
(TLL-AISN) yang berlokasi di Jalan Belitung No. 1 Bandung, dibangun / didirikan
oleh perkumpulan BKLL ( Badan Keamanan Lalu Lintas) Cabang Bandung dari tanggal
21 Maret 1956 s/d awal tahun 1958 (±2 tahun). Taman Lalu Lintas diresmikan dan
dibuka untuk masyarakat umum pada tanggal 01 Maret 1958 ( 50 tahun yang lalu).
Kemudian, pada tahun 1965 Taman Lalu Lintas ini diberi nama Taman Lalu Lintas
Ade Irma Suryani Nasution, berdasarkan Surat Keputusan DPRD-GR Kotamadya
Bandung tanggal 20 November 1965 No. 18660/65.
Taman Lalu Lintas dibangun di salah satu taman
dalam Kota Bandung yang waktu itu bernama INSULINDE PARK pada katu zaman
Belanda, lalu menjadi “TAMAN NUSANTARA” yang letaknya sekitar Jalan belitung,
Jalan Aceh , Jalan Sumatera dan Jalan Kalimantan dengan bantuan dan sumbangan
dari berbagai lapisan masyarakat dan Instansi Pemerintah terkait, baik tingkat
Pusat Jakarta maupun Daerah (Bandung/Jawa Barat). Maket Taman Lalu Lintas (TLL)
dibuat dalam tahun 1955 dengan bantuan bagian Perencanaan DPU Kodya Bandung.
Upacara
peletakan batu pertama pada tanggal 23 Maret 1956 mendahului pembangunan fisik
dan peresmian/pembukaan dan penggunaan TLL waktu itu oleh Pengurus BKLL bersama
Walikota/Pemda Kodya Bandung dan beberapa instansi terkait di Bandung maupun
Pusat di Jakarta pada tanggal 1 Maret 1958. Sampai sekarang tahun 2008 usia TLL
sudah berusia 50 tahun.
Sejak tahun 1960, TLL-AISN dimiliki/dikelola oleh Pengurus Yayasan
TLL-AISN Bandung berdasarkan Akta Notaris tanggal 9 Juli 1960 No. 58 jo. 5 Juli
1975 No. 7.
Bermula
dari Taman Nusantara.
Gagasan pembuatan Taman Lalu Lintas AISN Bandung tercetus pada bulan
Agustus 1954 dalam rapat Pengurus Perkumpulan BKLL Cabang Bandung, dimana salah
satu usaha yang diusulkan adalah merencanakan dan mengusahakan pembangunan
Taman Lalu Lintas. Awalnya, ide Taman Lalu Lintas itu hanya bersifat “Single
Purpose” yang berperan untuk pendidikan dan penerangan keamanan lalu lintas
semata. Tempat yang diusulkan waktu itu adalah Taman Pramuka atau Taman Riau
yang posisinya ada di Jalan Martadinata.
Pada rapat selanjutnya setelah dilakukan
sosialisasi dan negosiasi antara Pengurus BKLL dengan beberapa pejabat
Pemerintah di Bandung, maka dipenghujung tahun 1954 atas dorongan dan ijin
Walikota Bandung Raden Enuch, Taman Pramuka dirasa kurang besar dan kurang
strategis karena letaknya tidak di pusat kota. Sebagai gantinya diusulkan untuk
menggunakan Taman Nusantara yang letaknya di tengah kota atau persisnya
diantara Jalan Belitung, Jalan Aceh, Jalan Sumatera dan Jalan Kalimantan.
Lokasi untuk Taman ini jauh lebih luas dan lebih rindang dengan banyak
pepohonan sehingga terasa lebih nyaman dan menyenagkan. Letak taman yang berada
disekitar lingkungan tentara, tidak menjadi hambatan karena sebelumnya telah
dimintakan ijin KMKB Bandung dan Panglima.
Setelah memperoleh ijin tempat dari Walikota
Bandung, tidak serta merta proses pembangunan Taman Lalu Lintas dapat langsung
diwujudkan. Situasi politik yang belum stabil, kesibukan menghadapi Konferensi
Asia Afrika di Bandung pada bulan April 1955, dan masalah lainnya, membuat
rencana peletakan batu pertama pembangunan Taman Lalu Lintas terus tertunda.
Strategi pun kemudian diubah. Nazaruddin, SH sebagai Ketua berupaya
mematangkan dulu konsep dan pencarian dana, sambil terus melakukan sosialisasi
kepada masyarakat akan rencana pembangunan Taman Lalu Lintas ini. Kampanye dan
ajakan untuk berpartisipasi dalam membangun Taman Lalu Lintas dilakukan dengan
berbagai cara dan media. Di radio, slide bioskop, Koran dan
selebaran-selebaran.
Upacara peletakan batu pertama diadakan pada
tanggal 23 Maret 1956 oleh Ny. Raden Enuch, istri Walikota Bandung yang
didampingi dua orang putri pejabat yakni putri dari keluarga R. Sanusi
Hardjadinata (Gubernur Jawa Barat) dan putri dari keluarga Ir. Effendi Saleh (
dirjen DKA ).
Atas kerja keras para anggota BKLL maka cita-cita
untuk membuat Taman Lalu Lintas yang pertama di Indonesia ini dapat diwujudkan.
Dengan rasa bangga dan bahagia pada tanggal 01 Maret 1958 Taman Lalu Lintas
yang dibangun dengan penuh perjuangan dan pengorbanan para pendirinya, TLL
berhasil diresmikan. Upacara peresmian Taman Lalu Lintas cukup megah dan
meriah. Selain sambutan-sambutan, acara pun diramaikan dengan defile Barisan
Keamanan Lalu Lintas (BKLL) yang sangat membanggakan bagi yang melihatnya.
Remaja-remaja berseragam kemeja coklat muda dan celana pendek coklat, sepatu
hitam dengan kaos kaki putih selutut, nampak gagah, apalagi dilengkapi dengan
atribut selempang dan topi putih. Mereka berbaris dengan rapi dan memberi
hormat pada tamu undangan, para undangan serta merta langsung menyambut
bertepuk tangan riuh rendah, bangga dan terpesona akan penampilannya. Defile
ini merupakan “pengiring” untuk acara puncak peresmian Taman Lalu Lintas yang
ditandai dengan pengguntingan pita oleh istri Gubernur Jawa Barat, Ny. Ipik
Gandamana.
Acara
pembukaan Taman Lalu Lintas ini mendapat sambutan yang sangat bagus. Begitu
banyak pejabat negara yang hadir pada peresmian Taman Lalu Lintas. Kepala
Kepolisian Negara, RS Sukamto, Panglima Tentara Teritorial III Kolonel R.
Kosasih, serta pejabat penting di tingkat propinsi dan Kotamadya maupun
Kabupaten Bandung hadir pada acara peresmian Taman Lalu Lintas ini.
Para undangan
kemudian meninjau taman yang baru diresmikan. Kendaraan pertama yang menyusuri
taman adalah dua mobil mini yang dikemudikan ananda Abdurahman (putra Keluarga
Ir. Effendi Shaleh), dan Heda Melinda (putri keluarga Nazaruddin SH). Suasana
taman benar-benar meriah, apalagi ketika para tamu undangan mencoba naik kereta
api mini yang dibuat di Jogyakarta dengan disain khusus untuk Taman Lalu
Lintas.
Kehadiran Taman Lalu
Lintas merupakan kebanggaan masyarakat Bandung Indonesia. Karena, waktu itu
bahkan hingga puluhan tahun kemudian, Taman Lalu Lintas Bandung bukan saja yang
pertama, namun juga satu-satunya di Indonesia, sampai dengan sebelum tahun 2000-an.
Keberadaan Taman Lalu Lintas Bandung, tidak lepas
dari peran dan aktifitas Badan Keamanan Lalu Lintas (BKLL) Cabang Bandung.
Karena Taman Lalu Lintas tidak lain adalah merupakan suatu wadah untuk
aktifitas BKLL, khususnya untuk sarana penyelenggaraan peenyuluhan dan
pendidikan keamanan lalu lintas.
Ketua BKLL Cabang Bandung sejak awal berdiri pada tahun 1954 hingga
tahun 1960 diketuai oleh Nazaruddin, SH. Yang dalam periode tersebut menjabat
sebagai Kepala Polisi Lalu Lintas Kota Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar